Sarjana Banyak Nganggur : Zaman Terbolak-balik


lulusan sarjana banyak yang nganggur

Barangkali inilah salah satu tanda ter”bolak-balik”nya zaman, yaitu para penganggur terdidik makin meningkat akhir-akhir ini. Mari kita lihat gejalanya, seperti bekal ijazah makin tak laku di pasar tenaga kerja. Gelar akademik tak mampu menolong nasib pemiliknya. Sarjana menganggur merebak di kota dan di desa. Sementara yang enggak sarjana, enggak makan sekolahan, malah enggak nganggur dan bisa survive di tengah-tengah masyarakat. Itu sudah sering kita temui. Entah apanya yang salah, tetapi ini fakta.

Mumpung masih di bulan Mei, semoga masih relevan kalau saya ikutan ngomongin soal begini. Alasannya sederhana, tanggal 1 Mei lalu kita memperingati May Day, Hari Buruh Sedunia. Sedangkan esoknya 2 Mei adalah hari Pendidikan Nasional.

Kembali ke soal pengangguran terdidik ....
Selama ini yang paling sering kena tuding adalah lembaga pendidikan. Ia dianggap tidak bisa mencetak lulusan yang siap pakai. Kualitas para lulusan tidak cocok dengan kebutuhan dunia kerja. Mereka tidak memenuhi standar persyaratan yang ditetapkan bagi rekrutmen tenaga kerja. Padahal seperti kita pahami bersama, dunia kerja begitu cepat berkembang. Persyaratan kerja naik dari watu ke waktu. Namun lembaga pendidikan terlambat mengantisipasi hal itu. Akibatnya munculah mismatch. Yaitu ketidaksesuaian antara output lembaga pendidikan dengan input yang diinginkan oleh pasar tenaga kerja.

Mismatch itu misalnya terlihat manakala sekelompok mahasiswa baru saja lulus dari sebuah perguruan tinggi. Mereka bingung mencari kerja. Beberapa iklan lowongan kerja yang dimuat di koran sama sekali tidak menyentuh kualifikasi yang mereka miliki. Sehingga aruspun kemudian berbalik, mereka kembali mencari bekal ilmu tambahan. Sekalipun tidak seluruhnya, tetapi tidak sedikit diantaranya yang kemudian mengikuti kursus-kursus pendidikan praktis, Alasannya kursus-kursus itu lebih punya daya jual (marketable).

Pertanyaannya kemudian adalah, lalu selama ini yang mereka peroleh dari bangku perguruan tinggi itu apa ? Mengapa masih harus ambil kursus ini dan itu ? Enggak siap mental ? Enggak pede ? Pacaran terus ? Cuma dapat hura-hura saja ? Cuma demonstrasi ?

(Oh ya, tiga hari yang lalu, dibawah sana di jalan depan Univ. Prof. Mustopo, berkumpul sekitar delapan bus mikrolet penuh dengan para mahasiswa. Mereka hendak demo ke Istana memprotes dan menolak rencana kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM sendiri diumumkan pemerintah Jumat malam 23 Mei 2008. Mereka terlihat jelas karena kebetulan tempat saya bekerja berada di sebuah gedung di sebelah utara Universitas tersebut. Saya sangat mengapresiasi dan mendukung demo itu, karena saya juga termasuk korban kenaikan harga BBM. Cuma, jangan demo terus dong…. Soalnya bikin macet !).

Lembaga pendidikan memang bukan pabrik. Dan tujuan seseorang bersekolah, kuliah atau mencari ilmu secara keseluruhan adalah untuk mempertinggi produktifitas dirinya. Apapun itu disiplin ilmu yang ditekuni. Baik itu sains dan teknologi, ilmu sosial, maupun ilmu-ilmu humaniora. Tetapi kalau boleh diibaratkan dengan pabrik, maka lembaga pendidikan hendak memberi nilai tambah kepada “produk” mahasiswa yang dikelolanya. Entah dalam sikap, wawasan, kecerdasan, ketrampilan, ataupun keahlian. Kurang lebihnya kira-kira ya begitulah.

ooo000ooo

Diujung sore di break-out area, Senayan City,sambil menyeruput secangkir kopi, seorang teman tertawa terkekeh-kekeh saat saya melempar topik diatas.

"Ha, itu sih gampang. Mungkin gara-gara tanggalnya terbalik".
"Terbalik gimana maksud kamu ?"
"Mestinya 1 Mei Hari Pendidikan Nasional, dan 2 Mei Hari Buruh. Jadi yang memperingati orang sekolahan dulu, baru para buruh dan orang kantoran. Jadi biar urut, yang muda dulu, trus baru yang lebih tua".
"........................??????????"

Ya ... itu mah zaman bukan terbalik lagi, tapi sudah guendheng ..!
(Perasaan, gua seratus persen waras, kenapa ya kok punya teman yang pikirannya mirip orang gila ?)

0 Response to "Sarjana Banyak Nganggur : Zaman Terbolak-balik "

Post a Comment

Silakan meninggalkan komentar yang relevan. Dilarang menaruh link dalam isi komentar ...

Hubungi Kami

Name

Email *

Message *